Salam

Salam Ramadlan

5.23.2011

Kunci Kemenangan: Sabar Menghadapi Ujian Dan Tawakkal Kepada Allah Semata (2)

Shabar

Di dalam surah Al-Baqarah Allah سبحانه و تعالى menyatakan bahwa agar berhak memasuki surga orang-orang beriman mesti melalui berbagai ujian terlebih dahulu. Sebagaimana umat beriman di masa lalu juga mengalami berbagai ujian. Allah سبحانه و تعالى berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى 
نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS Al-Baqarah [2] : 214)

Subhaanallah...!
Coba bayangkan. Sudahlah para sahabat memang sedang menjalani masa sulit dengan aneka ujian dan cobaan di masa itu. Tetapi lihatlah bagaimana Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mendidik para sahabat untuk bersabar dan melipat-gandakan kesabaran. Justeru mendengar apa yang dikatakan oleh Khabab ibnul Arat malah Rasulullah صلى الله عليه و سلم memberikan bayangan ujian kesulitan hidup yang jauh lebih dahsyat yang telah menimpa generasi terdahulu sebelum para sahabat. Ujian generasi terdahulu lebih berat lagi dibandingkan ujian para sahabat. Padahal apa yang dialami oleh para sahabat-pun bukanlah ujian dan cobaan yang ringan..! Bahkan Nabi صلى الله عليه و سلم mengakhiri pesannya kepada Khabab dengan menegurnya secara keras dan menilainya sebagai bagian dari golongan yang tidak sabar...!!
وَلَيُتِمَّنَّ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مَا بَيْنَ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخْشَى إِلَّا اللَّهَ تَعَالَى وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَعْجَلُونَ
Dan sungguh, benar-benar Allah Tabaaraka Wa Ta'ala akan menyempunakan urusan (agama) ini hingga ada seorang pengendara berjalan dari Shan'a menuju Hadarmaut dalam keadaan tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau khawatir kambingnya akan dimakan serigala. Akan tetapi kalian terburu-buru." (HR. Ahmad, No. 20148)

Bahkan Nabi صلى الله عليه و سلم menilai Khabab sebagai bagian dari golongan yang tidak sabar. Padahal Khabab, seorang pandai besi, adalah salah seorang sahabat yang telah mengalami penyiksaan yang sungguh hebat di masa awal da’wah Islam di Mekkah sebelum hijrah. Sya'bi, salah satu kawan sependeritaan Khabab, menggambarkan kegilaan orang-orang Quraisy yang menyiksa Khabab. Orang-orang kafir itu datang kepada Khabab dan menyeretnya keluar kemudian menindihnya dengan batu yang membara, hingga meluluhkan dagingnya. Namun hati Khabab tak sedikitpun terpengaruh, justru membuat ia semakin yakin akan kebenaran risalah yang diikutinya.Sahabatnya yang lain menceritakan bahwa orang-orang kafir itu datang ke rumah Khabab. Mereka membakar besi-besi yang hendak dijadikan pedang. Kemudian setelah membara mereka gunakan untuk tiang mengikat tangan, kaki, berikut tubuh Khabab.

Inilah di antara yang telah dialami oleh generasi pertama ummat Islam. Namun Rasulullah صلى الله عليه و سلم menyebut Khabab sebagai “Akan tetapi kalian terburu-buru.” Lalu Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم membandingkan dengan ujian yang telah dialami oleh ummat beriman di masa lalu. Seolah ingin mengatakan bahwa sabar dan meilpatgandakan kesabaran menghadapi ujian berat merupakan prasyarat untuk meraih kemenangan dan masuk surga.

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS. Al-Baqarah [2] : 250)



Syarat kedua agar orang-orang beriman meraih kemenangan dan berhak masuk taman keabadian penuh kenikmatan (yakni surga) ialah keharusan bertawakkal semata kepada Allah سبحانه و تعالى . Bilamana berbagai ujian dan penderitaan yang dialami kaum mukminin telah sampai ke derajat dimana orang-orang beriman tersebut hanya memohon pertolongan kepada Allah سبحانه و تعالى semata, maka pada saat itulah justeru pertolongan Allah سبحانه و تعالى akan segera datang. Dan tawakkal kepada Allah سبحانه و تعالى tersebut haruslah merata berlaku di segenap lini barisan kaum mukminin, baik Rasul maupun para pengikutnya, baik pemimpin maupun pengikutnya. Tidak boleh ada satupun lapisan kaum mukminin yang mengharapkan selain pertolongan Allah سبحانه و تعالى . Jangan sampai lapisan grassroot (akar rumput) para pengikut misalnya berharap kepada Allah سبحانه و تعالى , namun jajaran para pemimpin malah ada yang diam-diam mengharapkan bantuan dari kaum kuffar ataupun kaum munafik..!

حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“...sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah [2] : 214)

Dan tawakkal kepada Allah سبحانه و تعالى yang dituntut ialah tawakkal yang sempurna dan totalitas, bukan tawakkal yang parsial atau setengah-setengah. Tawakkal yang dituntut bukan hanya tawakkal kepada Allah سبحانه و تعالى dalam memohon pertolongan, yaitu dalam bentuk do’a, sholat lima waktu secara disiplin dan tepat waktu berjamaah di masjid, sholat tahajjud di tengah malam, berpuasa baik wajib maupun sunnah dan berbagai bentuk ibadah ritual lainnya. Tawakkal yang ditunutut hendaknya meliputi kefahaman dan keyakinan bahwa Islam mencakup baik urusan ritual, individual, sosial, politik, ekonomi, budaya, militer maupun segenap aspek kehidupan lainnya. Ia tidak mau menyerahkan urusan ibadahnya menurut ajaran Islam, namun urusan falsafah hidup bermasyarakat dan bernegara diserahkan kepada man-made ideologies (ideologi bikinan manusia). Ia tidak rela mengembangkan aspek ekonomi menurut aturan syariah sementara urusan politik berjalan mengikuti sistem politik produk kaum barat Yahudi-Nasrani. Sebab sikap seperti itu bukanlah bentuk sempurna bertawakkal kepada Allah سبحانه و تعالى semata.

Tawakkal sempurna kepada Allah سبحانه و تعالى akan menuntut orang-orang beriman supaya mengembalikan segenap urusan kepada petunjuk, aturan dan hukum Allah سبحانه و تعالى dan sesuai dengan tuntunan teladan utama orang-orang beriman yakni Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم. Demikianlah Allah سبحانه و تعالى gambarkan potret kumpulan manusia beriman terbaik yang selalu menghiasi panggung sejarah dunia.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa [4] : 69)

Kumpulan para Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh merupakan manusia-manusia yang senantiasa istiqomah di atas jalan lurus yang Allah سبحانه و تعالى bentangkan untuk mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat. Mereka tidak pernah memiliki keraguan akan kekuasaan dan kedaulatan Allah سبحانه و تعالى . Mereka tidak pernah silau dan kagum sehingga menjadi inferior alias keder menyaksikan kesewenang-wenangan kaum kuffar ketika Allah سبحانه و تعالى izinkan mereka berkuasa sejenak di dunia. Bila Allah سبحانه و تعالى taqdirkan mereka hidup dalam potongan zaman dimana kaum kuffar berkolaborasi dengan kaum munafiq memimpin dunia tanpa petunjuk Allah سبحانه و تعالى , maka kaum beriman ini tidak surut dari jalan Allah سبحانه و تعالى betapapun tidak populernya sikap dan jalan yang mereka pilih.

Orang-orang beriman sejati adalah mereka yang tidak sudi memilih petunjuk, arahan, bimbingan kecuali yang jelas-jelas bersumber dari Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya Muhammad صلى الله عليه و سلم Mereka tidak akan rela memilih agama, jalan hidup, way of life selain Dienullah (agama Allah سبحانه و تعالى), Dienul-Haq (agama yang benar), Al-Islam. Dan mereka tidak meragukan sedikitpun agama Allah سبحانه و تعالى Al-Islam tersebut.

Mereka sangat yakin bahwa agama Allah سبحانه و تعالى harus dilaksanakan secara keseluruhannya tanpa pemilahan dan pilih-pilih. Mereka tidak mudah ditipu oleh ajaran modern sesat Sekularisme. Suatu ajaran batil yang menyuruh ummat Islam agar memisahkan urusan agama dengan urusan kehidupan sehari-hari. Suatu ajaran yang mengatakan bahwa agama hendaknya diberlakukan sebatas dalam urusan kehidupan pribadi belaka atau di ruang lingkup masjid saja, sedangkan segenap urusan hidup seperti sosial, politik, budaya, ekonomi dan lain sebagainya hendaknya diatur berdasarkan rumusan teori-teori modern sesat produk kaum kuffar barat. Justeru orang-orang beriman sangat yakin dan tawakkal sepenuhnya kepada dienullah Al-Islam karena ia adalah sebuah ajaran yang syamil (menyeluruh), kamil (sempurna) dan mutakaamil (saling menyempurnakan). Dan mereka sangat ragu bahkan menolak berbagai teori, ajaran, konsep, ideologi, pandangan hidup, aturan hidup yang bersumber dari selain Allah سبحانه و تعالى Sebab bagaimana mungkin kaum beriman ragu kepada ajaran Allah سبحانه و تعالى padahal Dia adalah Yang Menciptakan langit dan bumi dan segenap makhluk di antara keduanya. Sementara apa yang telah dibikin oleh para manusia kuffar yang katanya cerdas dan berhasil menelorkan berbagai teori, konsep, ideologi, pandangan hidup, aturan hidup yang pantas menjadi pegangan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di era modern ini?

Saudaraku,
 sudah tiba masanya bagi kita ummat Islam yang mengaku beriman untuk secara serius ber-tawakkal hanya kepada Allah سبحانه و تعالى dan segenap ajaranNya. Hendaknya kita berusaha mengokohkan keyakinan kita bahwa hanya dengan kembali kepada Allah سبحانه و تعالى sebagai Rabb, Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai teladan utama serta Al-Quranul Karim sebagai dustur (konstitusi) sajalah kita akan memperoleh pertolongan Allah سبحانه و تعالى

Hanya dengan bertawakkal dalam arti sebenarnya kepada Allah سبحانه و تعالى sajalah kita bakal sukses menghadapi berbagai fitnah yang mengelilingi hidup kita di era Akhir Zaman ini. Mari saudaraku, kita pastikan diri dan keluarga kita semuanya benar-benar hanya dan hanya ber-tawakkal kepada Rabb, Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa alam raya, yakni Allah سبحانه و تعالى . Jika semakin hari semakin banyak ummat Islam yang bersikap demikian, maka percayalah insya Allah pertolongan Allah سبحانه و تعالى tidak lama lagi akan datang menghampiri ummat Islam. Amiin ya Rabbal ‘aalamiin.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah [2] : 214)

Marilah kita kembangkan diri dan keluarga kita menjadi kaum beriman yang benar-benar sabar menghadapi berbagai ujian dan cobaan yang kian menghebat di Akhir Zaman ini. Lalu kita pastikan bahwa jiwa tawakkal kepada Allah سبحانه و تعالى menghiasi segenap aspek hidup. Jadilah kaum beriman yang tidak pernah ragu untuk hanya dan hanya bergantung kepada Allah سبحانه و تعالى dalam keadaan senang maupun susah.

(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"Cukuplah Allah سبحانه و تعالى menjadi Penolong kami dan Allah سبحانه و تعالى adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. Ali Imran [3] : 173)

Wallaahu A'lam
Read More

Kunci Kemenangan: Sabar Menghadapi Ujian Dan Tawakkal Kepada Allah Semata (1)


sabar = tidak stres

Di dalam surah Al-Baqarah Allah سبحانه و تعالى menyatakan bahwa untuk berhak memasuki surga, orang-orang beriman mesti melalui berbagai ujian terlebih dahulu. Sebagaimana umat beriman di masa lalu juga mengalami berbagai ujian. Allah سبحانه و تعالى berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ 
مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ 
الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ 
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah [2] : 214)

Orang-orang beriman terdahulu telah ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan). Menghadapi malapetaka, kesengsaraan serta digoncangkan dengan aneka cobaan merupakan sebuah sunnatullah yang pasti harus dialami oleh mereka yang ingin beriman dengan sebenar-benarnya iman. Sebab semua bentuk fitnah (ujian) tersebut merupakan cara Allah سبحانه و تعالى untuk menseleksi dan mendeteksi siapa yang benar dalam pengakuan keimanannya dan siapa yang berdusta.
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, 'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)

Bahkan setiap orang beriman harus senantiasa waspada bila ia hidup dalam sebuah kondisi dimana bercampur-baur antara orang-orang yang benar imannya dengan orang-orang yang palsu keimanannya. Sebab Allah سبحانه و تعالى tidak akan biarkan mereka dalam keadaan bercampur-baur terus menerus seperti itu. Allah سبحانه و تعالى suatu ketika akan memilah dan mendatangkan berbagai ujian untuk menyingkap hakikat sebenarnya dari masing-masing golongan tersebut.

مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)." (QS. Ali Imran [3] : 179)

Berakhirnya kondisi bercampur-baur antara mukmin dan munafik ditandai dengan datangnya aneka ujian dan cobaan kepada orang-orang yang mengaku beriman tersebut. Ada yang diuji dengan kesulitan hidup dan ada pula yang diuji dengan kesenangan hidup. Ada yang lulus atau gagal menghadapi kedua-duanya. Ada yang lulus atau gagal menghadapi salah satunya. Ada yang gagal menghadapi ujian kesenangan hidup tapi berhasil menghadapi ujian kesulitan hidup, ada pula yang gagal menghadapi ujian kesulitan hidup namun berhasil menghadapi ujian kesenangan hidup. Tetapi dalam suatu kesempatan Rasulullah صلى الله عليه و سلم pernah mengabarkan bahwa sebagian besar ummatnya cenderung sanggup menghadapi ujian kesulitan hidup namun gagal menghadapi ujian kesenangan hidup.
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:

لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

”Demi Allah, bukanlah kefakiran(kemiskinan) yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi yg aku khawatirkan atas kalian adalah bila kalian telah dibukakan (harta) dunia sebagaimana telah dibukakan kepada orang-orang sebelum kalian lalu kalian berlomba-lomba untuk memperebutkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba memperebutkannya sehingga harta dunia itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka." (HR. Bukhari, No. 2924)


Itulah sebabnya kita dengan mudah dapat menemukan orang yang tadinya sholeh dan rajin beribadah sewaktu hidupnya masih sederhana, bukan orang yang memiliki jabatan atau kekuasaan apapun serta tidak dihinggapi popularitas. Namun begitu ia mengalami kelapangan rezeki, memperoleh jabatan dan kekuasaan serta menjadi orang terkenal, tiba-tiba kita dikejutkan dengan ucapan, sikap dan perilakunya yang seolah tidak mencerminkan kesholehan masa lalunya. Kitapun menjadi asing dengannya dan diapun menjadi asing melihat kita.

Tapi jangan salah, ada juga ujian kesulitan hidup yang telah diperingatkan oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم agar setiap mukmin bersiap diri menghadapinya. Sebab di masa awal da’wah Nabi صلى الله عليه و سلم dan para sahabat menghadapi kondisi yang sungguh sulit. Para sahabat waktu itu adalah golongan minoritas, tertindas dan terbatas ruang gerak beribadahnya. Mereka mengalami aneka bentuk kezaliman dari kaum musyrikin Mekkah yang benci melihat perkembangan da’wah ajaran Tauhid yang kian merebak sehingga mengancam eksistensi para pembesar musyrikin Mekkah. Ada yang diusir dari rumahnya, ada yang disiksa di bawah terik matahari di tengah padang pasir bahkan ada yang dibunuh. Sudah sedemikian beratnya kondisi para sahabat sehingga pada suatu ketika Khabab ibnul Arat mendatangi Nabi صلى الله عليه و سلم meminta beliau untuk berdoa kepada Allah سبحانه و تعالى demi keselamatan para sahabat yang teraniaya.

Khabab berkata, "Aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang duduk beralaskan selendang di bawah naungan Ka'bah, saat itu kami sedang mengalami siksaan yang sangat keras dari orang-orang Musyrikin. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, tidakkah tuan memohon pertolongan?' Seketika itu pula beliau bangun dengan muka merah lalu bersabda, 'Sungguh diantara orang-orang sebelum kalian ada yang disisir dengan sisir besi lalu dagingnya terkupas dari tulangnya atau uratnya namun hal itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada juga yang diletakkan gergaji di tengah kepalanya lalu kepalanya itu digergaji hingga terbelah menjadi dua bagian, namun siksaan itu tidak menyurutkan dia dari agamanya. Sungguh, Allah akan menyempurnakan urusan (Islam) ini hingga ada seorang yang mengendarai tunggangannya berjalan dari Shan'a menuju Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah atau (tidak ada) kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya'." (HR. Bukhari, No. 3563)

Subhaanallah...!
Coba bayangkan. Sudahlah para sahabat memang sedang menjalani masa sulit dengan aneka ujian dan cobaan di masa itu. Tetapi lihatlah bagaimana Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم mendidik para sahabat untuk bersabar dan melipat-gandakan kesabaran. Justeru mendengar apa yang dikatakan oleh Khabab malah Rasulullah صلى الله عليه و سلم memberikan bayangan ujian kesulitan hidup yang jauh lebih dahsyat yang telah menimpa generasi terdahulu sebelum para sahabat. Ujian generasi terdahulu lebih berat lagi daripada ujian para sahabat. Padahal apa yang dialami oleh para sahabat-pun bukanlah ujian dan cobaan yang ringan...! Bahkan Nabi صلى الله عليه و سلم mengakhiri pesannya kepada Khabab dengan menegurnya secara keras dan menilainya sebagai bagian dari golongan yang tidak sabar...!

وَلَيُتِمَّنَّ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مَا بَيْنَ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخْشَى إِلَّا اللَّهَ تَعَالَى وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَعْجَلُونَ

"Dan sungguh, benar-benar Allah Tabaaraka Wa Ta'ala akan menyempunakan urusan (agama) ini hingga ada seorang pengendara berjalan dari Shan'a menuju Hadarmaut dalam keadaan tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau khawatir kambingnya akan dimakan serigala. Akan tetapi kalian terburu-buru." (HR. Ahmad, No. 20148)
Read More

5.07.2011

Wanita Sholehah : Bidadari Syurga



***
Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
(hanan)
***

Pernahkah saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-

Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
—-
Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.

Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.

Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.

Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.

Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.

Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu
Read More

Dunia Bukan Sinetron Penjual Surga



Banyak orang yang terlalu muluk menghadapi dunia, hingga terkadang yang ada dalam pikirannya sesuautu yang sangat idealis, sehingga tidak membumi. Semua dalam bayangan orang yang sangat “perfect” adalah kesempurnaan. Sementara kita mengatahui bahwa tak ada sesuatu pun di dunia ini yang sempurna, bagaimana pun kejadiannya pasti ada sesuatu yang nampak tak sempurna, ada saja kekurangannya, dan memang dunia bukan tepat kesepurnaan (Surga).

Jadi sangat bermimpi kalau segala sesuatu yang mendunia harus dianggap seperti Surga atau disamakan bentuk dan setuasinya seperti di Surga adanya, ya tentu saja mustahil, tentu saja sebuah “mission imposible” kalau mengharapkan sebuah rencana atau apapun namanya harus sempurna.

Ya bagaimana pun matangnya sebuah rencana, bagaimana pun bagusnya sebuah proses atau bagaimana pun kerasnya sebuah usaha, namun bila rencana itu sudah dimatangkan dan sudah dibuat menjadi sesuatu yang nyata, pasti bila sudah jadi, akan terlihat, ini kurang, itu kurang, makanya biasanya, sesudah proses dilewati, akan ada evaluasi.

Apa tujuannnya? Ya apa lagi kalau bukan untuk mencari kelemahan atau kekurangan proses yang sudah berjalan, ternyata hasil lagi-lagi tak sempurna, ada saja kekurangannnya, padahal itu sudah di kaji berulang-ulang, agar suatu proses yang sedang dikerjan atau sudah dikerjakan nyaris sempurna, tapi nyatanya tidak.
Lalu apa mesti putus asa kalau sesuatu yang direncanakan itu tak sesuai dengan apa yang diharapkan, atau menyesali apa yang sudah terjadi, padahal apapun bentuk penyesalan terhadap segala sesuatu yang sudah berlalu, tak akan terjadi lagi, sang waktu tak bisa diputar balik, semuanya berjalan menurut arah sang waktu.

Maka penyesalan dalam bentuk apapun tak ada gunanya, penyesalan yang datangnya terlambat, tak bisa merubah apa-apa, tak bisa merubah sang waktu untuk kembali mundur! Jadi karena dunia ini bukan Surga, bertindaklah wajar, tidak berlebihan, dan tidak menuntut segala sesuatu mesti apa yang sesuai dengan yang kita inginkan.

Dunia sengaja diciptakanNya bukan dalam bentuk yang sempurna, dan itu menunjukkan agar manusia mewujudkannya sebagai sesuatu yang diraih, bukan diberi, tapi diusahakan oleh tangan manusia itu sendiri, agar dunia yang menjadi Surga walau hanya dalam tanda kutip.

Bekerjalah kau, wahai manusia dan jalan membentang di jalannya tidak mesti semulus jalan tol, pasti ada kekurangannya dalam perjalanan hidupmu, hal itu biasa, tak ada manusia yang luput dari suka dan duka, tak ada manusia yang murni 100% baik dan tak ada manusia jahat 100%. Pada diri manusia seringkali di tengah-tengah keburukaya, ada kebaikanya dan sebaliknya kita sering mengenal manusia yang di tengah-tengah kebaikanya ada sisi buruknya. Itulah sebabnya ada pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Pada gading yang retak itulah, gading menjadi lebih indah!

Dunia bukan Surga, maka jangan mengharap yang muluk-muluk terhadap apapun, terimalah hidup ini apa adanya. Kebahagiaan hakiki tidak akan pernah kamu temukan di dunia ini, kebahagiaan di dunia ini hanya semu, hanya bayangan. Jangan mengharap terlalu tinggi, pada apapun yang bersamamu, kepada siapa saja, ya istrimu, ya anakmu, ya muridmu, ya kepada teman dan sahabatmu serta kepada orang-orang yang ada disekelilingmu.

Dunia ini bukan Surga, terlalu banyak apa yang kamu terima tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, jadi di dunia yang bukan Surga ini harus selalu siap kecewa. Harus siap menerima yang bukan kamu harapkan, harus siap menerima apa yang tidak kamu inginkan, harus siap menerima yang kamu tidak kehendaki. Kecewa, wajar karena kamu manusia biasa, bukan manusia super, bukan wali, bukan nabi, bukan rasul dan bukan orang suci yang mampu begitu tabah dalam menjalani penderitaan betapapun dasyatnya.

Dunia bukan Surga, disekelilingmu banyak sekali hal yang tidak berkenan dengan kepribadianmu, dengan sikap dan watakmu, tapi ada disekelilingmu, ada bersamamu dan hidup bertahun-tahun bersamamu. Apa kamu harus lari? Jangan! Hidup ini bukan Surga, yang serba enak, yang serba mudah, yang tidak ada kesusahan sedikit pun di dalamnya. Jadi jangan pernah bermimpi untuk hidup begitu enak, begitu nikmat, begitu bahagia .... mimpi pun jangan!

Karena selagi kamu hidup di dunia, kesusahan itu akan terus ada, kesulitan itu akan terus datang, penderitaan itu akan terus menjelma, kekecewaan itu akan terus bergema di dinding hati, di rumah-rumah mewah, apa lagi di rumah-rumah kumuh, di wajah-wajah cantik apa lagi di wajah-wajah buruk, di wajah-wajah tanpa dosa dan di wajah-wajah penuh maksiat.

Dunia bukan Surga, maka suka dan duka akan terus saling berganti, tangis dan tawa akan terus berganti, senyum dan sinis salin berbagi, jangan pernah mengharap hidup di dunia tanpa penderitaan, tanpa kesusahan, tanpa ujian, tanpa cobaan, nonsen! Tidak akan pernah terjadi hidup di dunia ini bahagia 100 %, enak 100 %, nikmat 100 % tanpa ada kecewa sedikitpun.

Jangan pernah bermimpi di dunia kamu akan dikelilingi oleh bidadari-bidadari yang cantiknya tak terkirakan atau dikelilingi oleh sarana dan prasarana yang paripurna, yang serba wah, serba mewah, serba mencukupi. Apapapun kenikmatan di dunia itu bukan syurga, belum apa-apa. Kebahagian apapun di dunia belum ada apa-apanya dibandingkan kebahagiaan di Surga. Dunia bukan Surga, dunia bukan Surga, dunia bukan Surga...!

Nah dengan demikian, dengan sebuah keyakinan bahwa dunia bukan Surga, maka manusia akan semakin bijak melihat orang lain, karena dia yakin di tengah keburukan orang lain, pasti ada kebaikannya dan di tengah kebaikan orang lain, pasti ada sisi gelapnya, entah banyak atau sedikit.

Maka hargailah manusia sebagaimana manusia sebagai mana adanya! Ingat, manusia adalah makhluk biasa, bukan rasul, bukan nabi, dan juga bukan malaikat yang tak pernah punya kesalahan, karena memang tak punya hawa nafsu.

Maka kalau wajarlah kalau manusia punya kesalahan, kekurangan, ketakmampuan dan lain sebagainya. Nah karena dalam dirinya banyak kekurangan, kesalahan dan ketidakmampuan maka manusia terus menerus belajar, belajar dan belajar. Saling mengisi dan berbagi, saling memberi dan menerima.

Manusia yang sadar akan kekurangannya akan menyebabkan menjadi rendah hati, tawadlu dan tidak menyombongkan dirinya sendiri, bahkan terus berusaha untuk memperbaiki diri sepanjang kehidupannya. Dan seandainya pun dia dihina atau dianggap rendah oleh orang lain, dia tak merasa sedih, duka, atau merasa terhina, bahkan manusia yang menyadari kekurangannya akan berterima kasih kepada orang yang menunjukkan kekurangannya, mengkritik tingkah lakunya atau bahkan menghina perbuatannya, dia akan lapang dada.

Loh buat apa marah? Kalau memang pada initinya manusia itu adalah makluk yang sangat lemah, jangankan dengan bintang buas yang sebesar singa atau macan, dengan makluk yang tak terlihat, yang begitu kecil seperti virus saja manusia kalah dan betapa banyak manusia mati, gara-gara kena virus! Seperti computer yang terserang virus, blep, mati dan layarpun menjadi hitam legam tanpa warna! Begitupun manusia, lemah sekali, sama viruspun kalah!

Nah kalau dengan virus saja kalah, jangan mengharap Surga di dunia dan dunia memang bukan Surga. Di Surga tak ada virus, di Surga tak ada yang namanya penyakit, kelelahan, kekurangan, keburukan dan lain sebagainya. Maka setelah menyadari bahwa dunia memang bukan Surga, bertindaklah yang wajar, jangan berlebihan. Terimalah siapaun dia yang ada di sampingmu, yang kini, mungkin, telah jadi suami/istrimu dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Jangan membayangkan keindahan saat masih menjadi sepasang kekasih, yang saat itu semuanya serba indah, persis seperti di film-fim atau di sinetron-sinetron yang serba mudah dan serba indah adanya, tak kekurangan apa-apa, semua serba mulus dan menarik. Tapi lagi-lagi karena dunia ini bukan Surga dan bukan sinetron yang menjual mimpi-mimpi, hingga, maaf, ibu-ibu bisa berjam-jam, berhari-hari, bahkan sampai bertahun-tahun terus menerus mengikuti sinetron yang menjadi idolanya, terus saja dininabobokan oleh sinetron yang menjual mimpi tadi, yang menjual Surga begitu murah meriah.

Kadang bahkan sampai lupa masak, lupa mengurus suami dan anak-anak, dan lebih repot lagi lupa segalanya, hanya karena sinetron yang menjual keindahan dan kenikmatan duniawi tadi. Untuk itu marilah kembali membumi, marilah kembali ke dunia nyata, dunia yang penuh dengan suka dan duka, dunia yang penuh dengan tangis dan tawa, dunia yang penuh dengan keringat dan air mata, bahkan dengan darah! Itulah dunia, inilah dunia, kitalah dunia ini. Kapan keindahan abadi? Kapan kebahagiaan terasa selamnya? Kapan kenikmatan tak pernah berkurang? Itu nanti di Surga, bukan di dunia ini!
"Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa itu ialah suatu taman yang di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang rasanya tetap tidak berganti-ganti, sungai-sungai dari anggur yang amat sedap rasanya bagi orang yang memimumnya dan sungai-sungai dari madu yang bening jernih. Di sana mereka memperoleh segala macam buah-buahan serta pengampunan dari Tuhannya." (QS. Muhammad : 15)
"Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwasannya untuk mereka itu adalah surga yang dibawahnya mengalirlah sungai-sungai. Setiap mereka memperoleh pemberian dalam surga dari macam buah-buahan, mereka berkata: Ini adalah pemberian yang pernah kita terima dahulu dan mereka memang diberi pemberian yang serupa. Juga bagi mereka di dalam surga itu akan memperoleh jodoh yang suci dan mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 25)
"Dan beredarlah (melayani) di sekitar mereka itu bujang-bujang yang tetap tinggal muda. Kalau engkau lihat mereka, engkau kira mereka itu adalah mutiara yang bertaburan. Dan ke mana saja engkau melihat, engkau akan melihat kenikmatan (merasa amat senang sekali) serta kerajaan yang besar. Bujang-bujang muda itu mengenakan pakaian yang serupa sutra halus yang berwarna hijau dan pula sutra tebal, juga diberi perhiasan gelang tangan dari perak. Tuhan memberikan minuman kepada mereka dengan minuman yang bersih." (QS. Al-Insan/Ad-Dahr: 19-21)

"Para ahli surga itu di dalamnya dikaruniai perhiasan berwujud gelang emas dan berlian, sedang pakaian mereka itu adalah sutra." (QS. Faathir: 33)

"Para ahli surga itu dikaruniai bilik-bilik yang diatasnya ada pula bilik-bilik yang lain bersusun-susun, di dalamnya mengalir sungai-sungai." (QR. Az-Zumar: 20)

"Para ahli surga itu dikaruniai bidadari-bidadari yang duduk di atas hamparan yang ditinggikan. Sesungguhnya Kami menjadikan bidadari-bidadari itu dengan kejadian yang baru, maka kami jadikanlah mereka sebagai gadis-gadis yang suci, penuh kecintaan dan sebaya saja umurnya. Itu semua untuk dikaruniakan kepada orang-orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya." (QS. Al-Waqi'ah: 34-38)


Marilah kita berusaha untuk berbuat kebaikan, agar Allah SWT. memasukkan kita kedalam SurgaNya. Aamiin.

Ilustrator gambar : Kang Faaiz
Read More

5.05.2011

Dewi Sandra dan Andi Soraya Disebut Mantan NII KW 9


 
Jakarta - Jaringan NII KW 9 sangat luas. Dunia selebritis disebut-sebut tersusupi NII KW 9, dua artis top Dewi Sandra dan Andi Soraya disebut pernah dibaiat menjadi anggota NII KW 9.

"Anggota kita memang banyak, artis saja ada seperti Dewi Sandra , Andi Soraya, tapi kalau Luna Maya belum," ujar mantan menteri NII KW 9, Imam Supriyanto, dalam diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/5/2011).

Masalah keluarga kedua artis tersebut disebut-sebut pecah karena NII KW 9. Ia mengaku tahu persis keduanya dibaiat saat menghilang dari media.

"Masalah dia dengan suaminya katanya menyangkut itu," paparnya.

Imam menuturkan, cara mendeteksi NII KW 9 memang sulit dilacak. Karena jaringan di bawah tanah dan sangat terselubung.

"Bagaimana mendeteksinya memang sulit, kalau yang lain kan berjengot bagaimana. Kalau ini kan sulit," tuturnya.

Ia tak tahu apakah keduanya sudah mundur dari NII KW 9. Karena setiap orang bisa saja keluar dari NII kapan saja jika sudah tak dikehendaki.

"Saya selama 20 tahun ini di NII dan saya tahu persis bagaimana kekuatan Panji Gumilang saat ini. Semua bisa dikeluarkan seperti saya dengan pemalsuan surat-surat kalau dianggap tidak bermanfaat," tandasnya.


sumber : detik.com
Read More

Beda Islam & Kristen: Perang, Penjarahan, Perbudakan & Pembunuhan Jawaban untuk Pendeta Antonius Richmon Bawengan (7)

Beda Islam & Kristen: Perang, Penjarahan, Perbudakan & Pembunuhan

Jawaban untuk Pendeta Antonius Richmon Bawengan (7)
Tanpa menyebutkan fakta dan dasar apapun, Pendeta Antonius Richmon Bawengan mengumpat Islam sebagai agama sadis yang menghalalkan peperangan, pembunuhan, penjarahan dan perbudakan. Mari kita buktikan, ajaran Islam ataukah Kristen yang mengajarkan perangai sadistis itu.

Peperangan dalam Al-Qur'an dan Bibel

Al-Qur`an memang membolehkan peperangan sebagai alat pertahanan diri bila diserang oleh musuh:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Qs. Al-Baqarah 190).
 “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Qs. Al-Hajj 39).

Meski membolehkan perang bila terlebih dahulu diperangi musuh, namun Islam tetap mengedepankan nilai kemanusiaan, sehingga tidak boleh kelewat batas dalam perang. Beberapa batasan perang yang tidak boleh dilanggar menurut hadits Nabi antara lain: dilarang membunuh wanita dan anak-anak, tidak boleh membakar, merusak pepohonan, menyiksa dan memotong-motong anggota tubuh, dll.

Masalah perang bukan hal yang tabu dalam Bibel, sehingga dalam Perjanjian Lama tertuang ayat khusus dengan perikop “Hukum Perang” dalam Ulangan 20:1-20, yang mengatur tentang tawaran damai, penyerangan, pengepungan, pembasmian musuh hingga harta jarahan perang.
....Aturan perang dalam Bibel pun berbeda dengan aturan Islam.  Dalam Perjanjian Lama, Bibel memerintahkan agar seluruh laki-laki dan perempuan harus ditumpas habis....
Aturan perang dalam Bibel pun berbeda dengan aturan Islam.  Dalam Perjanjian Lama, Bibel memerintahkan agar seluruh laki-laki dan perempuan harus ditumpas habis, kecuali wanita perawan. Wanita yang belum pernah bersetubuh ini boleh diambil bagi mereka.
“Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. Tetapi semua orang muda di antara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu” (Bilangan 31: 17-18).

Islam menghapus perbudakan, Paulus dan Yesus abstain

Salah satu misi Islam adalah menghapus perbudakan secara bertahap, karena perbudakan sudah mengakar jauh sebelum Islam diturunkan. Cara Islam menghapus perdudakan, antara lain:
Pertama, mewajibkan pembebasan budak sebagai sanksi bagi tindak pidana pembunuhan. "Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu)..." (Qs. An-Nisa 92).

Kedua, menjadikan pembebasan budak sebagai sanksi zhihar terhadap istri: "Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur..." (Qs Al-Mujadilah 3).

Ketiga, menjadikan pembebasan budak sebagai Kafarat (denda) pelanggaran sumpah. "...Maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak…" (Qs Al-Ma'idah 89).

Keempat, Membebaskan (memerdekakan) budak dengan (Qs At-Taubah 60).

Kelima, dalam banyak kesempatan Rasulullah SAW memerintahkan untuk membebaskan budak. Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk membebaskan budak selama gerhana matahari dan gerhana bulan.

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda: "Siapapun orang muslim yang memerdekakan seorang budak muslim, niscaya Allah akan menyelamatkan setiap anggota tubuhnya dari api neraka dengan setiap anggota tubuh budak tersebut" (Muttafaq Alaihi dari Abu Hurairah RA).
"Setiap orang muslim yang memerdekakan dua orang budak muslimah, maka keduanya akan menjadi penyelamatnya dari api neraka." (HR Tirmidzi dari Abu Umamah RA).

Semua fakta ini menunjukkan bahwa Islam memiliki misi menghapus perbudakan. Selain itu, Islam tidak membedakan status sosial orang merdeka dan budak dalam hal perkawinan. Sebagai sesama keturunan Adam, baik budak maupun orang merdeka sama-sama memiliki hak untuk dinikahi (Qs An-Nisa 25). Dalam hal ini faktor keimanan jauh lebih prioritas ketimbang status sosial. Terbukti, Allah sangat memuliakan budak yang beriman, jauh melebihi orang merdeka yang tak punya iman. Al-Qur'an surat Al-Baqarah 221 menegaskan bahwa budak mukmin/mukminah lebih baik dan halal dinikahi daripada orang musyrik yang merdeka dan lebih menarik hati.
....Islam memiliki misi menghapus perbudakan, sementara dalam Bibel, Yesus maupun Paulus sama sekali tidak mengemukakan solusi untuk menghapus perbudakan.....
Dalam surat An-Nisa' 36 Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada budak (hamba sahaya), satu paket dengan berbuat baik kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga, teman sejawat, dan ibnu sabil.

Semua fakta ini menunjukkan bahwa Islam memiliki misi menghapus perbudakan. Sementara dalam Bibel, Yesus maupun Paulus yang sering diklaim sangat menekankan ajaran kasih, sama sekali tidak mengemukakan solusi untuk menghapus perbudakan. Paulus dalam suratnya hanya menekankan agar para budak takut, gentar patuh dan taat tuannya.
"Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus" (Efesus 6:5).
"Orang-orang Kristen yang menjadi hamba, harus menganggap bahwa tuan mereka patut dihormati, supaya orang tidak dapat memburukkan nama Allah atau pengajaran kita. Hamba-hamba yang tuannya orang Kristen, tidak boleh meremehkan tuannya karena mereka sama-sama orang Kristen. Malah mereka seharusnya melayani tuan mereka itu dengan lebih baik lagi, sebab tuan yang dilayani dengan baik itu adalah sama-sama orang percaya yang dikasihi. Semuanya ini haruslah engkau ajarkan dan nasihatka" (1 Timotius 6:1-2, BIS).

Islam Melarang Penjarahan, Bibel Menganjurkan Penjarahan

Tudingan Richmon bahwa Islam membolehkan penjarahan, adalah fitnah dan bualan di siang bolong. Karena tak satu ayat pun dalam Al-Qur'an maupun Hadits Nabi yang menghalalkan penjarahan. Justru Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya untuk memakan harta sesama manusia dengan cara yang batil:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil..." (Qs An-Nisa 29).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa cara-cara batil yang dilarang itu meliputi segala jenis penghasilan yang tidak syar’i, seperti berbagai jenis transaksi riba, judi, mencuri, penipuan dan kezaliman.
....Tak ada ajaran penjarahan dalam Islam, justru Bibel yang mengajarkan penjarahan dalam perang....
Tak ada ajaran penjarahan dalam Islam, justru Bibellah yang mengajarkan penjarahan dalam perang:
“Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kau rampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, boleh kaupergunakan.... Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini. Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas" (Ulangan 20:14-16).

Pembunuhan sadis dalam Bibel

Omong kosong dan bohong besar tudingan Richmon bahwa Islam menghalalkan pembunuhan. Justru Islam sangat menghormati nyawa manusia, bahkan nilai nyawa satu orang sama dengan nyawa semua manusia di muka bumi (Qs. Al-Ma'idah 32), sehingga pembunuhan tanpa alasan yang dibenarkan adalah dosa besar yang diancam dengan neraka Jahanam (An-Nisa 93). Untuk mencegah tindak pidana pembunuhan, Allah mensyariatkan qishas (Qs Al-Ma'idah 45).
....Tuhan dalam Bibel pernah memerintahkan pembunuhan secara sadis tanpa belas kasihan untuk membalas dendam....
Ayat-ayat lebih dari cukup untuk menangkis tudingan Richmon bahwa Islam adalah agama yang menghalalkan pembunuhan. Tudingan Richmon itu salah alamat, seharusnya diarahkan kepada Bibel. Karena Tuhan dalam Bibel pernah memerintahkan pembunuhan secara sadis tanpa belas kasihan untuk membalas dendam:
“Beginilah firman Tuhan semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepada­nya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai” (1 Samuel 15:2-3).

Jika Pendeta Richmon gampang menuduh tuhan sebagai penipu, beranikah ia menuding Tuhan dalam Bibel sebagai Tuhan yang penipu karena memerintahkan pembunuhan secara sadis, padahal di ayat lain (Keluaran 20:13, Ulangan 5:17, Imamat 24:17) Tuhan melarang pembunuhan?

Dengan fakta-fakta tersebut, jelaslah bahwa tuduhan Pendeta Richmon sama sekali mengada-ada. Entah roh jahat mana yang sedang berkarya dan bekerja dalam dirinya?
Read More

Mau Menghujat Allah, Pendeta Richmon Malah Mengutuk Yesus

Mau Menghujat Allah, Pendeta Richmon Malah Mengutuk Yesus

Jawaban untuk Pendeta Antonius Richmon Bawengan (6)

Ayat Al-Qur'an yang paling dibenci oleh Pendeta Antonius Richmon Bawengan adalah surat An-Nisa 157 yang secara tegas membongkar kegagalan konspirasi penyaliban Nabi Isa AS ini.
Ayat ini dianggap sebagai batu sandungan doktrin sentral kristiani yang yang meyakini Nabi Isa (Yesus) disalib untuk menebus dosa. Doktrin penyaliban Yesus adalah salah inti iman Kristiani. Doktrin yang dimasukkan dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli (Credo Nicaeano-Constantinopolitanum) ini sedemikian penting maknanya dalam iman kristiani. Tanpa adanya penyaliban Yesus, maka rontoklah keyakinan Kristen tentang dosa waris, penebusan dosa, Trinitas, dan ketuhanan Yesus.

Secara khusus, dalam buku "Ya Tuhanku Tertipu Aku" yang disebarkan di Temanggung ini, Richmon menulis sub judul "Al-Qur’an tentang Allah" untuk menggugat surat An-Nisa 157: “Dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka...” 

Menurut ayat tersebut, orang-orang kafir tidak berhasil menangkap Nabi Isa, apalagi menyalib dan membunuhnya. Karena yang mereka tangkap lalu mereka salibkan ialah orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa. (Bukti-bukti kegagalan ini telah dikupas dalam rubrik Christology berjudul "Menggugat Hari Wafat Isa Almasih alias Hari Ulang Tahun Kematian Tuhan"). Ringkasnya, proses eksekusi penyaliban yang salah alamat tersebut sangat memungkinkan, karena menurut Bibel sendiri, Yesus bisa bermukjizat merubah wajah (Matius 17:2), dan para serdadu yang melakukan penangkapan tidak ada yang mengenal wajah Yesus, sehingga mereka harus menyewa Yudas untuk menunjukkan siapa Yesus, dengan suap 30 keping uang perak (Matius 26:15).
....Pendeta ini benar-benar frustasi karena tidak bisa membantah keabsahan surat An-Nisa 157. Dalam kefrustasiannya, ia menuduh cara Allah menyelamatkan Nabi Isa dari penyaliban sebagai tipuan yang keji....
Dendam kesumat Richmon terhadap ayat ini sudah sampai ke ubun-ubun, sehingga ayat yang menelanjangi kebobrokan doktrin Penyaliban Yesus dan Penebusan Dosa itu, dicacimaki sedemikian rupa. Richmon menuding Allah telah berbuat licik karena menyelamatkan Nabi Isa dari penyaliban. Berikut kutipan tudingannya:
"Allah mau meluputkan ‘Isa dari penyaliban oleh orang Yahudi. Anehnya, Allah yang (katanya) Yang Mahakuasa, harus menggunakan tipuan untuk menolong ‘Isa, dari penyaliban orang Yahudi. Lagi-lagi ayat ini menunjukkan bahwa Allah tak pernah mengharamkan penipuan, teknik dari neraka! Patutlah disangsikan kemahakuasaan Allah, sehingga harus menggunakan teknik tipuan. Jelas pula bahwa Allah bukanlah Yang Mahabenar. Hal ini berlanjut terus dengan pengajaran agama Arabi lainnya, semisal ‘taqiyya’ (boleh mendustai mereka yang tidak seiman), dll.
Budaya neraka (penipuan) itu melebar terus kepada budaya neraka lainnya: peperangan, pembunuhan, dan penjarahan. Semua yang diharamkan oleh Yang Mahabenar, halal bagi orang muslim, diberi contoh oleh tindakan Muhammad. Bayang-bayang kejahatan itu terrekam di dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang menghalalkan kaum muslim memerangi, menjarah, memperbudak, membunuh orang kafir!" (hlm. 10-11).

Itulah sepak terjang membabi buta Pendeta Richmon Bawengan dalam berteologi. Demi membela doktrin penyaliban Yesus apapun dilakukan, termasuk merusak logika dan akhlak.
Richmon ingin memaksakan ayat Ilahi agar selaras dengan doktrin yang rumusan manusia biasa (bukan Nabi atau Rasul) dalam Konsili yang dirumuskan berabad-abad setelah Yesus sudah meninggalkan dunia.
Pendeta berdarah Manado ini benar-benar frustasi karena tidak bisa membantah keabsahan surat An-Nisa 157 yang sangat lugas, tegas dan mudah dipahami. Dalam kefrustasiannya, Richmon menuduh cara Allah menyelamatkan Nabi Isa dari konspirasi penyaliban orang-orang kafir sebagai tipuan yang keji. Ini adalah logika yang benar-benar rusak.
....Pendeta Richmon simpati kepada orang-orang kafir yang ingin menzalimi Yesus, serta-merta menuduh Allah yang menyelamatkan Nabi Isa sebagai penipu...
Mengapa Richmon sangat simpati kepada orang-orang kafir yang ingin menzalimi Nabi Isa (Yesus), lalu serta-merta menuduh Allah yang menyelamatkan Nabi Isa sebagai penipu? Padahal sebagai pendeta yang mengaku sebagai pengikut Yesus, seharusnya Richmon mendukung upaya Allah untuk menyelamatkan Nabi Isa dari konspirasi penyaliban, apapun cara-Nya. Bukankah kitab suci menyebutkan bahwa orang yang mati di tiang salib adalah manusia terkutuk?

Dengan mendukung kematian Yesus di tiang salib, bearti Pendeta Richmon setuju dengan hujatan orang kafir bahwa Yesus adalah manusia terkutuk
"Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” (Galatia 3:13).

Kasihan sekali Pendeta Richmon. Spirit penginjilan untuk memurtadkan umat Islam, ditempuh dengan cara menghujat Allah. Lantas ia terpeleset, karena logika sesatnya menjadikannya sebagai seorang yang mengutuk Yesus. Meninggikan agama yang diklaim sebagai pengikut Yesus dengan cara mengutuk Yesus. Betapa tragis teologi Pendeta Richmon Bawengan, biang kerusuhan bernuansa SARa di Temanggung.
Read More

Otak Mesum Pendeta Kristenisasi (Jawaban untuk Pendeta Richmon-5)

 

Otak Mesum Pendeta Kristenisasi (Jawaban untuk Pendeta Richmon-5)

Setelah menghujat Allah sebagai penipu dan menghina Rasulullah sebagai ahli neraka, Pendeta Antonius Richmon Bawengan menghujat ibadah haji sebagai ritual mesum. Dalam sub judul "Awal Ketertipuan," biang kerusuhan Temanggung ini melecehkan ibadah haji sebagai ritual penyembahan berhala berwujud patung alat kelamin. Perhatikan kutipannya: 

"Setiap calon Haji wajib mencium Hajar Aswad sebagai pentahbisan kehajiannya! Jelaslah bahwa agamanya Muhammad tidak lebih adalah pelestarian agama Arabi.
Sekali lagi Penulis menempuh risiko kemarahan Pembaca, tetapi kebenaran harus disampaikan. Hajar Aswad adalah beberapa keping Batu Hitam (bahasa ilmiah: meteorite) yang diberi bercungkup perak berbentuk kelamin perempuan. Mencium patung kelamin perempuan, itulah yang terjadi dalam ibadah Haji!
Masih dalam upacara Haji, di sebelah ‘sana’ dilakukan ‘jumrah’, acara melempar jin, dengan cara melemparkan batu ke arah suatu tonggak yang berdiri tegak.
Mata Anthropolog yang tajam akan melihat bahwa Hajar Aswad dan Tonggak itu adalah sisa-sisa Kuil Hindu, di mana selalu hadir Yoni dan Lingga (simbol kemaluan wanita dan pria)." (hlm. 6).


Kutipan itu semakin mempertegas betapa rusaknya logika Pendeta Richmon. Ajarannya rusak dan merusak karena wawasannya jahil dan otaknya mesum.

Tidak benar pernyataan bahwa mencium Hajar Aswad adalah kewajiban sebagai pentahbisan yang menentukan sah tidaknya ibadah haji. Tuduhan ini adalah rekayasa Pendeta Richmon. Dalam tatacara ibadah haji, mencium Hajar Aswad itu disunnahkan, bukan diwajibkan. Mencium Hajar Aswad dianjurkan bagi yang dapat, sedangkan bagi yang tidak bisa menciumnya, maka cukup dengan menunjuk dengan jari tangan kanan.
…Tuduhan bahwa umat Islam mencium Hajar Aswad sama dengan mencium patung alat kelamin wanita, menunjukkan betapa pornonya pendeta kelahiran Manado ini….
Tuduhan bahwa umat Islam mencium Hajar Aswad sama dengan mencium patung alat kelamin wanita, menunjukkan bahwa Pendeta Richmon berotak porno. Dengan imajinasi pornonya itu, ia berasumsi bahwa Hajar Aswad itu menyerupai alat kelamin wanita. Kemudian tugu Jamarah yang menjulang ke atas diasumsikan sebagai patung alat kelamin laki-laki. Astagfirullah. Betapa pornonya pendeta kelahiran Manado ini.

Asal ada batu berlobang maka dia berpikir bahwa itu adalah alat kelamin wanita, dan asal ada benda (patung, tongkat atau tonggak) yang menjulang ke atas, langsung dia berasumsi bahwa itu adalah patung alat kelamin laki-laki.

Dengan jiwa mesum seperti itu, lantas bagaimana imajinasi Pendeta Richmon ketika berdoa di gereja menghadap patung Yesus disalib hanya mengenakan secuil kain yang menutupi organ intimnya? Kemesuman apakah yang terlintas di benaknya? Apakah dia berani mengklaim jemaat gereja kebaktian menyembah tuhan yang bugil? Umat Islam tidak semesum itu.

Otak porno Pendeta Richmon ini sungguh akut. Entah apa kebiasaannya sehingga segala hal yang dilihatnya dihayalkan dengan imajinasi cabul seputar alat reproduksi manusia.

Dengan tulisan cabul itu, Pendeta Richmon ingin memurtadkan umat Islam, katanya demi syiar ajaran Kristen untuk memuliakan Yesus. Padahal, langkah itu tidak bisa dibenarkan oleh Bibel sendiri. Karena percabulan adalah nafsu kedagingan yang setara dengan dosa musyrik/menyembah berhala (Galatia 5:19-20). Yesus secara tegas mengecam percabulan sebagai nafsu jahat yang menajiskan:
Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinaan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang” (Markus 7:21-23)

Hajar Aswad adalah batu berwarna hitam yang berada tepat di sisi selatan Ka'bah dengan ketinggian 1,10 meter dari tanah thawaf. Panjangnya sekitar 25 cm danlebarnya adlah 17 cm. Batu yang tertanam di dalam tembok Ka'bah ini, awalnya adalah satu keping saja. Namun karena insiden Qaramithah –di mana kelompok Syiah Ismailiyah mencuri Hajar Aswad tahun 319 H– dan berbagai peristiwa lainnya, maka bagian atas yang tampak daei Hajar Aswad itu pecah. Akibatnya, ia tampak menjadi delapan kepingan dengan ukuran yang berbeda-beda.
….Umat Islam memegang atau mencium Hajar Aswad semata-mata ketaatan kepada perintah Allah dan Rasulnya, bukan untuk menyembah maupun berdoa kepada batu hitam ini….
Sudah berjuta-juta orang mencium dan memegang Hajar Aswad pada musim haji maupun ketika ibadah 'umroh, namun tak seorang pun yang berpikiran mesum lalu meyakini bahwa mereka mencium atau memegang patung alat kelamin wanita. Umat Islam memegang atau mencium Hajar Aswad itu semata-mata sebagai bukti ketaatan kepada perintah Allah dan Rasulnya, bukan untuk menyembah maupun berdoa kepada batu hitam ini.

Ketaatan ini dicontohkan oleh shahabat Umar bin Khattab melalui ungkapannya yang tertuang dalam Shahih Bukhari: "Sesungguhnya saya tahu bahwa engkau adalah batu biasa yang tidak memberikan manfaat dan madharat. Andaikan saya tidak melihat Rasulullah menciummu, maka aku tidak akan pernah menciummu."
Dengan prinsip seperti itu, umat Islam tidak melakukan kemusyrikan apapun ketika mencium Hajar Aswad. Mungkin Richmon masih belum fasih bahasa Indonesia, sehingga tidak bisa membedakan kata "mencium" dengan "menyembah." Inilah akar kekeliruan logika mesum Pendeta Richmon.

Ayat-ayat 'Mesum' Pendeta Antonius Richmon Bawengan

Menurut Pendeta Nurdin, rekan seprofesi Pendeta Richmon yang sama-sama getol melakukan pengkristenan, pikiran seseorang sangat dipengaruhi oleh bahan pustaka yang dibaca. “Buku akan membuat orang menjadi baik atau membuat orang menjadi buruk. Buku juga yang akan membawa manusia ke surga atau neraka. 

Maka penulisnya akan bertanggung jawab nanti di akhirat” (Ayat-ayat Penting di dalam Al-Qur'an, hlm. 5).
Dengan imajinasi yang sangat porno, maka sesuai dengan kesimpulan Pendeta Nurdin, maka bisa dipastikan bahwa otak mesum Pendeta Richmon itu dipengaruhi oleh bacaan atau tontonan porno yang dilahap setiap hari. Medianya bisa berupa totonan video porno atau bacaan buku-buku porno.

Bila ditelaah, dalam Bibel banyak dimuat ayat-ayat erotis yang mengumbar kalimat seputar organ intim lelaki dan perempuan. Misalnya, kitab Kidung Agung 4:5 dan 7:1-3 memuat puisi memuja kecantikan wanita dari pinggang, pusar dan buah dada. Kitab Amsal 5:18-19 menyebut kalimat "buah dada yang selalu memuaskan."
Ada pula puisi berhayal memegang payudara wanita: 
"Betapa cantik betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi. Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya. Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya" (Kidung Agung 7:6-8).

Puisi lebih vulgar menyebut –maaf– payudara montok wanita bugil: "Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil" (Yehezkiel 16:7 ).
….Ayat paling vulgar seputar organ intim dalam Bibel disebutkan secara transparan dalam Bibel kitab Yehezkiel….
Ayat paling vulgar seputar organ intim dalam Bibel disebutkan secara transparan dalam kitab Yehezkiel:
"Datanglah firman Tuhan kepadaku: “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan, anak dari satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang" (Yehezkiel 23:1-3).
"Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesu­man masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu” (Yehezkiel 23:20-21).

Itulah beberapa contoh ayat-ayat Bibel yang sangat berani melukiskan adegan seksual, percabulan, persetubuhan, perkosaan, perzinaan dan fantasi seksual secara vulgar. Tak heran jika Profesor David M Carr menyebutnya dengan istilah “The Erotic Word” (Firman Tuhan yang Erotis). Kisah cabul yang disucikan atau kesucian yang tercabuli.

Jika pembaca ingin menelaah lebih jauh tentang porno­grafi dalam Bibel, silakan membaca buku: The Dark Bible karya Jim Walker & Dr Shabir Ally (Imanuel Press, 2005), All the Obscenities in the Bible karya Gene Kasmar (Brooklyn Centre: Kas-mark Publi­shing, 1995) dan Indeks Kesalahan Alkitab karya Molyadi Samuel AM (Pustaka Dai, 2011).

Bisa jadi, ayat-ayat itulah yang membentuk jiwa mesum Pendeta Richmon, sehingga otaknya teringat alat kelamin wanita ketika melihat foto Hajar Aswad. Dan  imajinasinya menjadi mesum teringat alat kelamin pria ketika melihat adanya tugu, tongkat atau tonggak yang berdiri menjulang ke atas.

Tak heran jika George Bernard Shaw, seorang budayawan dan kritikus kaliber internasional menyebut Bibel dengan julukan yang sangat pedas: “The most dangerous book (the Bible) on earth, keep it under lock and key.”

Bibel adalah kitab yang paling berbahaya di muka bumi. Simpanlah kitab ini dalam laci dan kuncilah baik-baik. bersambung
Read More

Menurut Bibel, Yesus Selamat ataukah Celaka? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-4)

 

Menurut Bibel, Yesus Selamat ataukah Celaka? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-4)

Pendeta Antonius Richmon Bawengan mencaci maki shalawat nabi dalam Islam sebagai ajaran yang keliru. Menurutnya shalawat yang benar bukan shalawat umat untuk nabi, tapi shalawat dari nabi kepada umatnya. Karena shalawat dari umat untuk Nabi Muhammad diwajibkan karena Nabi Muhammad belum selamat dari neraka sehingga butuh banyak doa dari umatnya.

Setelah puas menghina ajaran shalawat Nabi, Richmon memuji Kristen yang tidak mengajarkan shalawat nabi. Yang ada adalah shalawat dan syafaat Yesus kepada para pengikutnya.

Dengan kesimpulan demikian, semakin jelas bahwa Richmon adalah pendeta model 'tong kosong nyaring bunyi.' Suaranya lantang tapi terlalu jauh dari kebenaran.

Semua uraian dan kesimpulannya melenceng. Tidak benar kesimpulan bahwa Islam hanya mengajarkan doa umat kepada nabinya. Faktanya, selain umat Islam bershalawat untuk baginda Rasulullah, semasa hidupnya Rasulullah juga banyak berdoa untuk umatnya. Misalnya, doa panjang beliau dalam sebuah hadits untuk memohon tiga kebaikan bagi umatnya, antara lain: 1) Berdoa memohon kepada Allah supaya Dia tidak membinasakan umatnya dengan musim paceklik yang berkepanjangan. 2) Berdoa memohon kepada Allah supaya umatnya jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam –seperti banjir bandang yang melanda umat Nabi Nuh. 3) Berdoa memohon kepada Allah supaya umatnya tidak dibinasakan karena perselisihan sesama Muslim. Doa tersebut dikabulkan, kecuali doa yang ketiga.
....Rasulullah juga akan memberi syafaat kepada umatnya. Rasulullah memprioritaskan doa mustajabnya yang pamungkas untuk syafaat di Hari Akhir....
Selain berdoa semasa hidupnya, kelak di Akhirat, Rasulullah juga akan memberi syafaat kepada umatnya, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits:

"Aku adalah pemimpin semua anak Adam dan kau adalah orang pertama yang kuburannya terbuka. Dan aku adalah orang pertama yang memberi dan diberi syafa'at" (HR Muslim).

Rasulullah memprioritaskan doa mustajabnya yang pamungkas untuk syafaat di Hari Akhir. "Semua Nabi mempunyai doa yang mustajab dan semua nabi mempercepat doanya. Sedangkan aku menyimpan doa mustajabku sebagai syafaat untuk umatku di hari Akhirat" (HR Bukhari & Muslim).
Mengenai keselamatan Rasulullah di hari Akhir tak perlu disangsikan lagi, karena berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim, beliau adalah orang pertama yang masuk ke dalam surga bersama umatnya.
Setelah meluruskan hujatan tentang shalawat, mari  kita ikuti ajakan Richmon untuk membandingkannya dengan ajaran Kristen.


Menurut Bibel, semasa hidupnya Yesus memang pernah berdoa untuk para muridnya (Yohanes 17:20). Meski Yesus sangat mengasihi para muridnya, namun tak satupun muridnya yang setia. Bahkan salah satunya, Yudas Iskariot malah mengkhianati Yesus demi imbalan 30 keping uang perak (Matius 27:5-8). Anehnya, ketika Yesus butuh pertolongan dari penyiksaan dan hukuman penyaliban, tak satupun muridnya yang berjihad membela gurunya. Semua muridnya lari tunggang-langgang, tak satupun yang tampil membela keselamatan Yesus (Markus 14:46-50). Yang lebih tragis dan menyakitkan, Petrus, murid kesayangan Yesus, justru menyangkal Yesus sebagai gurunya  (Markus 14:68-71).
....Menurut Bibel, semasa hidupnya Yesus disangkal dan dikhianati muridnya. Kematian Yesus menderita di tiang salib. Ketika sudah mati, ajaran Yesus dipalsukan oleh para pengikutnya. Tak ada pengikutnya yang bershalawat kepada Yesus. Silakan Pendeta Richmon Bawengan renungkan, Yesus dalam Bibel itu nabi yang selamat ataukah celaka?....
Dalam keadaan terjepit dan dikhianati para muridnya, Yesus diolok-olok, diludahi dan disesah (Markus 10:34). Lalu pada jam 9 Yesus disalibkan (Markus 15:25). Dan akhirnya pada jam 3 Yesus mati tragis dengan kalimat terakhir yang penuh penyesalan, “Eli, Eli, lama sabakhtani” Artinya: Allah-Ku, Allah-ku, mengapa Engkau meninggalkan aku? (Matius 27:46, Markus 15:34).

Setelah Yesus mati tragis di tiang salib, ajarannya saja banyak dikotori. Misalnya: tauhidnya saja diselewengkan dengan ketuhanan Trinitas yang didukung dengan pemalsuan ayat Bibel. Kemudian hari lahir dewa Matahari dalam agama pagan (kafir) tanggal 25 Desember dicaplok menjadi hari lahir Yesus. Jangankan bershalawat kepada Yesus, nama baiknya saja disamakan dengan dewa kafir.

Menurut Bibel, semasa hidupnya Yesus disangkal dan dikhianati muridnya. Kematian Yesus menderita di tiang salib. Ketika sudah mati, ajaran Yesus dipalsukan oleh para pengikutnya. Tak ada pengikutnya yang bershalawat kepada Yesus.

Jika masih bisa berpikir sehat, silakan Pendeta Richmon Bawengan renungkan, Yesus dalam Bibel itu nabi yang selamat ataukah celaka? bersambung
Read More

Nabi Muhammad Masuk Neraka? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-3)

 

 

Nabi Muhammad Masuk Neraka? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-3)

Sangat wajar bila umat geram terhadap ulah Antonius Richmon Bawengan. Dengan sangat arogan, pendeta asal Jakarta ini membagi-bagikan buku “Ya Tuhanku, Tertipu Aku” kepada umat Islam warga Temanggung. Seluruh isinya seratus persen hujatan terhadap Islam.

Setelah menghina umat Islam dengan sebutan "onta yang bodoh" karena mengikuti Allah, Tuhan jahat yang menipu umat Islam ke neraka (baca: Christology "Tuhan Maha Jahat dan Penipu?"), Richmon beralih melecehkan Nabi Muhammad SAW. Dalam sub judul "Mengapa Nabiullah Minta Dishalawatkan?" Richmon menuding Nabi Muhammad sebagai orang yang masuk neraka sehingga minta didoakan oleh umatnya, berikut kutipannya:
"Setiap umat muslim pasti disuruh memanjatkan Shalawat Nabi. Permohonan agar sejahtera ilahi dilimpahkan kepada Muhammad. Itu sebabnya Muhammad bergelar s.a.w. (S.A.W. dalam bahasa Inggris: ‘PBUH’, Peace and Blessings Be Upon Him; kedamaian dan kesejahteraan kiranya memenuhi Muhammad (sudah almarhum).
Jika Nabiullah sudah di surga, tentu tidak perlu gelar s.a.w. itu. Berarti Muhammad sampai saat ini (masih dishalawatkan!) belum bergabung dengan sorga kekal! Berbeda sekali halnya dengan Yesus/’Isa a.s. (alaihi salam, berarti sudah selamat!) Ahlul Sorga ‘Isa/Yesus itu!
Rupanya, menjelang ajal, Muhammad sadar bahwa dia akan menuju Neraka! Namun Muhammad masih berharap diselamatkan melalui shalawat umatnya. Maka Muhammad meminta agar para sahabat dan pengikutnya bershalawat bagi dirinya.
Terbalik: Umat mendoakan keselamatan Pimpinan. Berarti umat lebih jauh lagi dari harapan selamat ke surga! Terbalik dibandingkan dengan Yesus, yang bersyafaat bagi para pengikutnya, sampai sekarang. Yohanes 17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka." (halaman 3-4).

Dari uraian tersebut, lagi-lagi Pendeta Richmon memamerkan kedangkalan ilmu dan kerusakan logika. Richmon salah kaprah memahami perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dari kebiasaan singkatan doa yang biasa dirangkaikan di belakang nama mereka. Dalam bahasa Indonesia, nama Nabi Muhammad selalu diikuti singkatan SAW, sedangkan nama Nabi Isa diikuti dengan singkatan AS.
Menurut Richmon, SAW dan AS adalah gelar. Gelar SAW bagi Nabi Muhammad berarti doa shalawat nabi agar Tuhan memberikan kedamaian dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad karena sampai saat ini belum selamat dari api neraka. Sedangkan AS, menurut Richmon adalah gelar Nabi Isa (Yesus) yang berarti sudah selamat.

Padahal baik SAW maupun AS adalah sama-sama doa shalawat Nabi. "SAW" adalah singkatan dari shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan "AS" singkatan dari 'alaihis sholatu wassalam atau 'alaihis salam. Keduanya berarti doa semoga keselamatan dan salam tercurah kepadanya.
....Mustahil Nabi Muhammad, karena mereka adalah nabi yang makshum (terpelihara dari dosa). Allah menjamin untuk menutupi beliau dari segala perbuatan dosa. Demikian pula dengan para nabi lainnya....
Dengan demikian, bila Pendeta Richmon menuduh Nabi Muhammad masuk neraka karena 'bergelar' SAW, maka dengan kesalahan yang sama disimpulkan bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah nabi yang masuk neraka pula karena 'bergelar' AS. Karena keduanya, baik SAW maupun AS adalah doa shalawat dan salam. Tapi ini adalah kesimpulan yang sesat, karena mustahil nabi Allah masuk neraka. Mustahil Nabi Muhammad masuk neraka, karena beliau adalah nabi yang makshum (terpelihara dari dosa), karena dalam Al-Fath 2, Allah menjamin untuk menutupi beliau dari segala perbuatan dosa. Demikian pula dengan para nabi lainnya.

Menurut Richmon, Nabi Muhammad meminta agar para sahabat dan pengikutnya bershalawat bagi dirinya. Ini juga kesimpulan yang salah, karena doa shalawat untuk para nabi itu perintah Allah SWT  dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya(Qs Al-Ahzab 56).

Syaikh Abdullah Al-Jibrin dalam kitabnya Fatawa wa Ahkam fi Nabiyillah Isa menjelaskan bahwa Allah mensyariatkan shalawat nabi tidak khusus untuk Nabi Muhammad saja, tapi untuk semua nabi dan rasul Allah. Misalnya: shalawat kepada Nabi Nuh (Qs As-Shaffat 78-80), shalawat kepada Nabi Ibrahim (Qs As-Shaffat 108-109), shalawat kepada Nabi Musa dan Harun (Qs As-Shaffat: 119-120), Nabi Ilyas (Qs As-Shaffat 130), dll.

Bahkan berdasarkan  Al-Qur'an surat Al-Ahzab 43, doa shalawat juga diperbolehkan kepada para shahabat dan hamba-hamba Allah yang shalih.  Shalawat dan salam kepada golongan ini hanya terbatas doa tarahhum dan taraddha, dengan ungkapan doa “rahimahullah” dan “radhiyallahu ‘anhu.”
Penjelasan ini semakin mementahkan kesimpulan Pendeta Richmon bahwa Nabi Muhammad tidak selamat dari neraka karena masih dishalawatkan oleh umatnya. Jika doa shalawat itu disyariatkan kepada semua nabi, para shahabat Nabi dan orang-orang yang shalih, apakah mereka semua akan masuk neraka, termasuk Nabi Isa yang dianggap sebagai tuhan oleh Pendeta Richmon? Mustahil! Neraka haram dihuni para nabi dan orang shalih. Neraka hanya pantas untuk pendeta yang hobi melecehkan Tuhan dan mengadudomba antarumat beragama seperti Pendeta Richmon.
....shalawat nabi bukanlah permintaan Rasulullah khusus untuk dirinya, tapi perintah Allah kepada semua nabi, para shahabat dan orang shalih....
Jelaslah bahwa shalawat nabi bukanlah permintaan Rasulullah khusus untuk dirinya, tapi perintah Allah kepada semua nabi, para shahabat dan orang shalih. Keutamaan dan manfaat shalawat ini pun bukan untuk kepentingan keselamatan Rasulullah, tapi kembali kepada orang yang bershalawat itu sendiri. “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali” (HR. Muslim). Bersambung
Read More

Islam Lurus Atau Kristen Sesat? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-2)

 

 

Islam Lurus Atau Kristen Sesat? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-2)

Pendeta Antonius Richmon Bawengan menipu umat Islam dengan penafsiran “shirathal mustaqiim” (jalan yang lurus) yang keliru dengan tudingan sbb:
“Penganut Agama Arabi mentaati ketentuan untuk menyembah Allah, antara lain dalam bentuk shalat 5 waktu, yang berlangsung 17 rekaat setiap hari. Dalam setiap rekaat shalatnya, umat Muhammad umumnya melafazkan Al-Fatihah, yang berisi antara lain: “…Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau telah anugerahkan nikmat kepada mereka…”
17 kali sehari kalimat permohonan itu diucapkan oleh muslim yang takwa. Hari ini belum dikabulkan, besok memohon lagi. Tidak dikabulkan, lanjut dengan permohonan di hari berikutnya. 6100 kali dimohonkan dalam setahun, tidak terkabul juga. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini, sesudah 15 abad agama Islam berkembang, permohonan tentang Jalan yang lurus itu berlanjut terus.

Tuduhan pendeta ini picik dan licik. Padahal Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa jalan yang lurus yang dimaksud surat Al-Fatihah ayat 6 dalam ayat berikutnya: “Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat” (Al-Fatihah 7). Menurut ayat ini, kriteria jalan yang lurus itu ada dua, yaitu:

1. Jalannya orang-orang yang telah mendapat nikmat dan ridha Allah, yaitu: para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin karena mereka adalah orang-orang yang selalu taat dan istiqamah dalam beribadah. Golongan ini sesuai dengan firman Allah:
“Orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (Qs An-Nisa’ 69).

2. Jalan yang lurus itu kontradiktif dengan jalan orang yang dimurkai Allah dan jalan orang yang sesat. Golongan ‘Al-Magdhub alaihim’ (orang yang dimurkai Allah) adalah umat Yahudi, kaum yang mengetahui kebenaran akan tetapi enggan mengamalkannya. Dalam surat Al Ma’idah 60, orang Yahudi disebut “man la’anahullahu wa ghadhiba alaihi,” artinya: orang yang dikutuk/dilaknat dan dimurkai Allah, sehingga di antara mereka dijadikan kera dan babi.

Sedangkan golongan ‘Adh-dholliin’ (orang-orang yang sesat) adalah umat Nasrani, kaum yang bersemangat untuk beramal ibadah tapi tidak didasari ilmu (Al-Ma’idah 77).
Pengertian ini sesuai dengan makna hadits, di mana Adi bin Hatim RA bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang dimurkai Allah itu?” Nabi SAW menjawab, “Al-Yahud (Yahudi).” “Dan siapakah yang sesat itu?” Nabi SAW menjawab, “An-Nashara (Nasrani)”.
....Pendeta Richmon melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus.Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan zaman....
Pendeta Richmon melecehkan Islam sebagai agama sesat yang belum lurus. Menurutnya, jika Islam adalah agama yang lurus, mengapa umat Islam masih berdoa minta ditunjuki jalan yang lurus dalam shalat?

Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ketinggalan zaman. Perlu diketahui, bahwa orang yang berdoa “tunjukilah kami jalan yang lurus” itu bukan berarti sedang berada di jalan yang sesat sehingga minta ditunjuki jalan yang lurus.

Doa ini bermakna: Tunjukilah, bimbinglah dan berikanlah taufik kepada kami untuk meniti shirathal mustaqiim (jalan yang lurus) yaitu Islam. Maksudnya, mohon agar Allah mengaruniakan keteguhan dalam memahami dan mengamalkan agama Islam, dan mohon agar dijauhkan dari jalan golongan yang sesat dan dimurkai.

Doa ini selalu diulang-ulang dalam shalat, karena setiap manusia selalu membutuhkan hidayah pada segala kesempatan, baik malam maupun siang hari. Manusia beriman selalu butuh hidayah untuk tetap teguh di jalan yang lurus, karena hati manusia berbolak-balik yang bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Apalagi, di nusantara ini para penginjil berkeliaran mencari mangsa untuk dimurtadkan dengan segala cara, termasuk cara-cara licik dan bengis.

Setiap Muslim tidak ada yang tahu apakah dia akan teguh di dalam Islam atau tidak, maka ia harus selalu memohon kepada Allah agar diteguhkan di jalan-Nya dan diberi husnul khatimah (akhir hayat yang baik).

Al-Qur'an menekankan perlunya istiqamah di jalan Allah, sehingga umat Islam yang sudah di jalan lurus, masih diperintah  berdoa agar meminta hidayah istiqamah di jalan Islam yang lurus itu.
Bahkan kepada orang yang beriman pun, Allah menegaskan perintah agar tetap teguh beriman kepada-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya” (An-Nisa’ 136).
Kesesatan Pendeta Richmon dalam memahami doa dalam surat Al-Fatihah itu terjadi karena logika teologinya sudah korslet. Karena berdoa minta ditujuki jalan yang lurus, maka dengan ceroboh disimpulkan bahwa umat Islam berada dalam kesesatan karena ditipu oleh Allah. Na’udzubillah min dzalik!
....Logika rusak Pendeta Richmon justru melahirkan  teologi rusak yang berisi penghinaan kepada Tuhan dalam Bibel....
Jika diterapkan dalam kekristenan, maka logika rusak Pendeta Richmon bisa melahirkan teologi yang jauh lebih rusak yang berisi penghinaan kepada Tuhan dalam Bibel.

Misalnya, dalam Injil Yohanes 17:1 Yesus menengadah ke langit dan berdoa: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.” Berdasarkan logika Pendeta Richmon, maka ayat ini wajib dipahami bahwa Yesus belum memuliakan Tuhan dan sebaliknya Yesus belum dimuliakan Tuhan.

Dalam Injil Matius  6:9 dan Lukas  11:2 Yesus memanjatkan Doa Bapa Kami: “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu.” Bila logika teologi Pendeta Richmon diterapkan, maka ayat ini harus dipahami bahwa Tuhan tidak Maha Suci, sehingga harus didoakan umatnya. Apakah Tuhannya Yesus tidak Mahakudus?

Dalam Injil Matius 6:11 Yesus berdoa: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Berdasarkan logika Pendeta Richmon, maka ayat ini wajib disimpulkan  bahwa seumur hidupnya Yesus dan para muridnya selalu hidup dalam kelaparan (Jawa: kaliren) sehingga harus berdoa minta makan kepada Tuhan tiap pagi.

Dalam Injil Matius 6:12 Yesus berdoa: “Ampunilah kami akan kesalahan kami.” Bila umat Kristen memakai logika Pendeta Richmon, maka ayat ini harus dipahami bahwa Yesus dan para muridnya adalah sekelompok pendosa sehingga harus berdoa minta ampun dari kesalahannya!

Dalam Injil Matius 6:13 Yesus berdoa: “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Jika logika teologi Pendeta Richmon diterapakan, maka ayat ini harus dipahami bahwa Yesus dan para pengikutnya adalah orang-orang yang selalu berkubang dalam percobaan dan kejahatan, sehingga mereka berdoa tiap pagi, minta dilepaskan dari pencobaan dan kejahatan.

Betapa bejatnya logika teologi letterlijk itu. Maka Pendeta Richmon Bawengan dan para penginjil lainnya harus membuang logika teologi yang rusak bila ingin selamat dunia dan akhirat. Bukankah teologi rusak itu telah terbukti melahirkan kerusuhan umat beragama di Temanggung? bersambung
Read More