Nabi Muhammad Masuk Neraka? (Jawaban untuk Pendeta Richmon-3)
Sangat wajar bila umat geram
terhadap ulah Antonius Richmon Bawengan. Dengan sangat arogan, pendeta
asal Jakarta ini membagi-bagikan buku “Ya Tuhanku, Tertipu Aku” kepada
umat Islam warga Temanggung. Seluruh isinya seratus persen hujatan
terhadap Islam.
Setelah menghina umat Islam dengan
sebutan "onta yang bodoh" karena mengikuti Allah, Tuhan jahat yang
menipu umat Islam ke neraka (baca: Christology "Tuhan
Maha Jahat dan Penipu?"), Richmon beralih melecehkan Nabi Muhammad
SAW. Dalam sub judul "Mengapa Nabiullah Minta Dishalawatkan?" Richmon
menuding Nabi Muhammad sebagai orang yang masuk neraka sehingga minta
didoakan oleh umatnya, berikut kutipannya:
"Setiap umat muslim pasti disuruh memanjatkan Shalawat
Nabi. Permohonan agar sejahtera ilahi dilimpahkan kepada Muhammad. Itu
sebabnya Muhammad bergelar s.a.w. (S.A.W. dalam bahasa Inggris: ‘PBUH’,
Peace and Blessings Be Upon Him; kedamaian dan kesejahteraan kiranya
memenuhi Muhammad (sudah almarhum).
Jika Nabiullah sudah di surga, tentu tidak perlu gelar
s.a.w. itu. Berarti Muhammad sampai saat ini (masih dishalawatkan!)
belum bergabung dengan sorga kekal! Berbeda sekali halnya dengan
Yesus/’Isa a.s. (alaihi salam, berarti sudah selamat!) Ahlul Sorga
‘Isa/Yesus itu!
Rupanya, menjelang ajal, Muhammad sadar bahwa dia akan
menuju Neraka! Namun Muhammad masih berharap diselamatkan melalui
shalawat umatnya. Maka Muhammad meminta agar para sahabat dan
pengikutnya bershalawat bagi dirinya.
Terbalik: Umat mendoakan keselamatan Pimpinan. Berarti
umat lebih jauh lagi dari harapan selamat ke surga! Terbalik
dibandingkan dengan Yesus, yang bersyafaat bagi para pengikutnya, sampai
sekarang. Yohanes 17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa,
tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka." (halaman 3-4).
Dari uraian tersebut, lagi-lagi Pendeta
Richmon memamerkan kedangkalan ilmu dan kerusakan logika. Richmon salah
kaprah memahami perbedaan Nabi Muhammad dengan Nabi Isa dari kebiasaan
singkatan doa yang biasa dirangkaikan di belakang nama mereka. Dalam
bahasa Indonesia, nama Nabi Muhammad selalu diikuti singkatan SAW,
sedangkan nama Nabi Isa diikuti dengan singkatan AS.
Menurut Richmon, SAW dan AS adalah
gelar. Gelar SAW bagi Nabi Muhammad berarti doa shalawat nabi agar Tuhan
memberikan kedamaian dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad karena
sampai saat ini belum selamat dari api neraka. Sedangkan AS, menurut
Richmon adalah gelar Nabi Isa (Yesus) yang berarti sudah selamat.
Padahal baik SAW maupun AS adalah
sama-sama doa shalawat Nabi. "SAW" adalah singkatan dari shallallahu
'alaihi wasallam, sedangkan "AS" singkatan dari 'alaihis
sholatu wassalam atau 'alaihis salam. Keduanya berarti doa
semoga keselamatan dan salam tercurah kepadanya.
....Mustahil Nabi Muhammad, karena mereka adalah nabi yang makshum (terpelihara dari dosa). Allah menjamin untuk menutupi beliau dari segala perbuatan dosa. Demikian pula dengan para nabi lainnya....
Dengan demikian, bila Pendeta Richmon
menuduh Nabi Muhammad masuk neraka karena 'bergelar' SAW, maka dengan
kesalahan yang sama disimpulkan bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah nabi yang
masuk neraka pula karena 'bergelar' AS. Karena keduanya, baik SAW maupun
AS adalah doa shalawat dan salam. Tapi ini adalah kesimpulan yang
sesat, karena mustahil nabi Allah masuk neraka. Mustahil Nabi Muhammad
masuk neraka, karena beliau adalah nabi yang makshum
(terpelihara dari dosa), karena dalam Al-Fath 2, Allah menjamin untuk
menutupi beliau dari segala perbuatan dosa. Demikian pula dengan para
nabi lainnya.
Menurut Richmon, Nabi Muhammad meminta
agar para sahabat dan pengikutnya bershalawat bagi dirinya. Ini juga
kesimpulan yang salah, karena doa shalawat untuk para nabi itu perintah
Allah SWT dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya” (Qs Al-Ahzab 56).
Syaikh Abdullah Al-Jibrin dalam kitabnya
Fatawa wa Ahkam fi
Nabiyillah Isa menjelaskan bahwa Allah mensyariatkan shalawat nabi
tidak khusus untuk Nabi Muhammad saja, tapi untuk semua nabi dan rasul
Allah. Misalnya: shalawat kepada Nabi Nuh (Qs As-Shaffat 78-80),
shalawat kepada Nabi Ibrahim (Qs As-Shaffat 108-109), shalawat kepada
Nabi Musa dan Harun (Qs As-Shaffat: 119-120), Nabi Ilyas (Qs As-Shaffat
130), dll.
Bahkan berdasarkan Al-Qur'an surat
Al-Ahzab 43, doa shalawat juga diperbolehkan kepada para shahabat dan
hamba-hamba Allah yang shalih. Shalawat dan salam kepada golongan ini
hanya terbatas doa tarahhum dan taraddha, dengan
ungkapan doa “rahimahullah” dan “radhiyallahu ‘anhu.”
Penjelasan ini semakin mementahkan
kesimpulan Pendeta Richmon bahwa Nabi Muhammad tidak selamat dari neraka
karena masih dishalawatkan oleh umatnya. Jika doa shalawat itu
disyariatkan kepada semua nabi, para shahabat Nabi dan orang-orang yang
shalih, apakah mereka semua akan masuk neraka, termasuk Nabi Isa yang
dianggap sebagai tuhan oleh Pendeta Richmon? Mustahil! Neraka haram
dihuni para nabi dan orang shalih. Neraka hanya pantas untuk pendeta
yang hobi melecehkan Tuhan dan mengadudomba antarumat beragama seperti
Pendeta Richmon.
Jelaslah bahwa shalawat nabi bukanlah permintaan Rasulullah khusus untuk dirinya, tapi perintah Allah kepada semua nabi, para shahabat dan orang shalih. Keutamaan dan manfaat shalawat ini pun bukan untuk kepentingan keselamatan Rasulullah, tapi kembali kepada orang yang bershalawat itu sendiri. “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali” (HR. Muslim). Bersambung....shalawat nabi bukanlah permintaan Rasulullah khusus untuk dirinya, tapi perintah Allah kepada semua nabi, para shahabat dan orang shalih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Cinta