Salam

Salam Ramadlan

3.17.2011

Mutiara Cinta Islami

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengungkapkan bahwa tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. Membatasi cinta hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Batasan dan penjelasan tentang cinta tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.
Sejatinya, ada berjuta ungkapan cinta yang tersusun indah dalam bentuk kata-kata mutiara. Kata-kata ini disampaikan oleh Nabi SAW, para sahabat, para ulama, para pujangga, dan orang-orang saleh sepanjang zaman, baik dalam bentuk ungkapan lisan maupun tulisan. Semuanya bisa kita namakan sebagai “kata mutiara cinta Islami”. Berikut ini beberapa di antaranya sebagai berikut.
  • Tidaklah seorang hamba menghadap kepada Allah dengan hatinya melainkan Allah menghadap kepadanya dengan hati hamba-hamba-Nya, menjadikan hati mereka menghampirinya dengan membawa kasih sayang, dan Allah akan memberi segala kebaikan kepadanya lebih cepat lagi. (HR Ahmad)
  • Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta akan perbuatan yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu. (HR At-Tirmidzi)
  • Siapa mencintai pertemuan dengan Allah, niscaya Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan, barang siapa tidak mencintai pertemuan dengan Allah, niscaya Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya. (HR Bukhari)
  • Tidak ada nikmat kebaikan yang Allah berikan setelah Islam, selain saudara yang saleh. Jika kalian merasakan kecintaan dari saudaranya, maka peganglah kuat-kuat persaudaraan dengannya. (Umar bin Khathab)
  • Kebaikan itu menyinari wajah, menyalakan cahaya jiwa, membuka pintu rezeki, menguatkan tubuh, dan menambah cinta dalam hati. (Abdullah bin Abbas)
  • Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai perjumpaan dengan-Mu, maka cintailah perjumpaan denganku. (Abu Hurairah)
  • Cinta awalnya permainan dan akhirnya kesungguhan. Ia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar diketahui. Agama tidak menolaknya dan syariat pun tidak melarangnya, karena hati ada di tangan Tuhan, Dia yang membolak-baliknya. (Muhammad Ibnu Hazm)
  • Logika cinta yang luhur memberikan kepada kesetiaan dan loyalitas apa yang tidak dikenal dalam hukum dagang yang berorientasi keuntungan. (Muhammad Al-Ghazali)
  • Pernikahan bukan sekadar penyaluran kecenderungan badani, tetapi menampilkan kebersamaan dalam materi, tata krama, dan sosial yang menuntut berbagai keahlian. (Muhammad Al-Ghazali)
  • Yakin dan cinta adalah dua rukun keimanan. Di atasnya iman dibina dan ditegakan. Keduanya mengembangkan seluruh amalan hati dan jasad, dan dari keduanya semua amalan itu timbul. Jika keduanya melemah, lemah pulalah amal-amal itu. Namun, jika keduanya kuat, amal-amal itu pun akan kuat. (Yusuf Al-Qaradhawi)
  • Cinta antara dua orang tidak sempurna sebelum salah seorang di antara keduanya memanggil sahabatnya, “Oh ... diriku!” (Khalid Muhammad Khalid)
  • Cinta tidak mengajari kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta tidak mengajari kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta tidak melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (HAMKA)
  • Dalam memilih calon pendamping, jangan terlalu mengandalkan akal. Jika terlalu mengandalkan akal, semuanya akan dipertimbangkan nalar. Maka tanyalah perasaanmu, tanyalah hatimu. Kalau hati sudah cocok, carilah pembenarannya lewat akal. (M. Quraish Shihab)
  • Cinta dan benci mengisi suatu suatu waktu, sedangkan waktu itu terus berlalu. Karenanya, cinta dan benci pun dapat berlalu. (M. Quraish Shihab)

  • Suara merdu “persaudaraan” sepatutnya didominasi oleh nuansa kebeningan. Serendah-rendahnya bermuatan “kelapangan hati” dan setinggi-tingginya “itsar”, yaitu memprioritaskan saudara melebihi diri sendiri. (Rahmat Abdullah) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta