Siapa tak kenal nama Abu Nawas?
Sejak masa kanak-kanak sampai dewasa,
pasti orang kenal dan sangat familiar dengan nama tokoh kocak ini?
Walau
sangat populer namanya, banyak orang meragukan ketokohannya.
Maksud,
banyak orang ragu apakah Abu Nawas seorang tokoh nyata, atau tokoh
cerita fiksi saja.
Lalu, adakah yang tahu biografinya?
Sebenarnya, Abu
Nawas adalah tokoh nyata benar-benar ada dan pernah hidup.
dan bukan
sekadar tokoh fiksi kayak Batman, Superman, Spiderman dalam
cerita-cerita fiksi Barat.
Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami.
Lahir
tahun 145 H (747 M ) di kota Ahvaz di Persia (sekarang Iran),
dari ayah
Arab dan ibu Persia.
Ayahnya, Hani al-Hakam, merupakan anggota legiun
militer Marwan II.
Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang
bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu
kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar
berbagai ilmu pengetahuan.
Masa mudanya penuh kontroversi.
Hal ini membuat dia tampil sebagai tokoh
unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Sajak-sajaknya juga sarat dengan
nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Ia
menimba ilmu sastra Arab dari Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia
juga belajar Al-Quran dari Ya’qub al-Hadrami. Ilmu Hadis ia pelajari
dari Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said
al-Qattan, dan Azhar bin Sa’ad as-Samman. Pertemuannya dengan penyair
dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, telah memperhalus gaya bahasanya
dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik
pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke
Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas
berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk
memperdalam dan memperhalus bahasa Arab.
Kemudian ia pindah ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah
inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kehebatannya menulis
puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para bangsawan. Namun karena
kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya pada masa itu
berubah, yakni cenderung memuja dan menjilat penguasa.
Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan
menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia. Kedekatannya
dengan kekuasaan juga pernah menjerumuskannya ke dalam penjara.
Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang
dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas
memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi
kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga
Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan
menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami.
Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan
digantikan oleh Al-Amin.
Mengenai tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang
menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811
M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon
Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh
keluarga Nawbakhti – yang menaruh dendam kepadanya. Ia dimakamkan di
Syunizi di jantung Kota Baghdad.
7.23.2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Cinta